Anda sedang menikmati
makanan yang anda bawa ditemani dengan indahnya pepohonan disekitar anda, dari
seberang jalan anda dapat melihat tanaman terlihat tertata rapi nan menawan,
benih-benih pohon akan mulai berkembang, ditemani dengan angin bertiup perlahan,
bahagiakah anda?
Cara
mendapatkan kebahagiaan yang dapat dirasakan oleh setiap orang itu berbeda,
tergantung terhadap objek yang dirasakan, termasuk dalam hal bersantai dibawah
pohon. Bagaimanapun, pohon identik dengan peningkatan keindahan dan kekayaan
alam yang perlu dijaga. Pohon bisa
berarti nyawa bagi bumi, karena dengannya kita bisa mendapat oksigen dari hasil
berfotosintesis pada siang hari, membuat sejuk dan menghasilkan estetika yang
indah, sehingga tidak ada lagi sesuatu yang akan kita khawatirkan tentang udara
di bumi. Tapi apakah kebahagiaan ini akan berlangsung selamanya? Jawabannya
tidak. Karena setelahnya, Anda akan kembali menjadi diri Anda yang dulu.
Bagaimana
yang dikatakan dengan menjadi diri anda yang dulu?, maksudnya adalah sifat alami
manusia yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwasanya manusia itu tidak pernah
merasa puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Begitu juga halnya dengan pohon,
manusia juga mempunyai sifat ingin memiliki dan tidak puas, kita lihat sekarang
ini banyak pohon ditebang, untuk apa?,
untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak pernah puas tersebut. Batang kayu
bisa kita jadikan barang antic yang indah apabil diukir, daunnya bisa dijadikan
obat, lahan tempat penanaman pohon tersebut akan dijadikan suatu tempat wisata
atau perumahan, mengapa hal ini terjadi? Karena pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat.
Berdasarkan
data yang diperoleh PBB bahwa Penduduk dunia
akan mencapai 7,2 miliar jiwa bulan depan dan 10,9 miliar pada tahun 2100,
dengan sebagian besar pertumbuhan akibat angka kelahiran yang tinggi di
negara-negara berkembang. Sayangnya kerusakan hutan di tanah air cukup
memprihatinkan. Berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia,
sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahunnya.
Data Kementerian Kehutanan menyebutkan dari sekitar 130 juta hektar hutan yang
tersisa di Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah habis ditebang.
Bagaimana
nasib kita kedepannya? Apa yang terjadi bila pohon tidak ada?. Untuk menangani
masalah-masalah tersebut dibutuhkan kesadaran diri dari manusia sebagai makhluk
yang berakal untuk tetap menjaga kelestarian hutan. Generasi yang terus
berkembang kita didik, kita tanamkan sikap peduli dengan pohon, tidak
menebangnya secara liar, melakukan reboisasi , mencegah terjadinya kebakaran
hutan agar terciptanya kawasan yang indah, nyaman dan sejuk.
Tahukah
anda bahwasanya perjalanan pohon itu sama seperti perjalanan manusia, pohon itu
tumbuh mulai dari akar, perlahan tumbuh batang kemudian daun dan selanjutnya
berbunga dan akhirnya berbuah apabila itu pohon buah, begitu juga halnya dengan
manusia akar itu ibaratkan kita saat bayi, kemudian berkembang menjadi
anak-anak, remaja dan kemudian dewasa dan akhirnya mengalami rapuh dan kemudian
meninggal.pohon juga akhirnya akan mati.
Generasi
yang kita lihat saat ini sangat memperihatinkan. Kurangnya kepedulian untuk
menjaga keadaan sekitar, seharusnya mereka sebagai generasi muda mampu menjaga
apa yang sudah dikelola oleh para nenek moyangnya dahulu, tapi lain halnya
dengan yang terjadi. Mereka bersikap acuh tak acuh, mau menang sendiri dan yang
terlebih lagi jika mereka mengucapkan kata seperti ini “ itu bukan urusanku,
mengapa harus ikut campur?, seharusnya pemerintah yang menjaga itu, bukan kita”.
Sangat disayangkan apabila mereka berpikiran seperti itu.
Kerusakan
atau ancaman yang paling besar terhadap hutan alam di Indonesia adalah
penebangan liar, alih fungsi hutan menjadi perkebunan, kebakaran hutan dan
eksploitasi hutan secara tidak lestari baik untuk pengembangan pemukiman,
industri, maupun akibat perambahan. Kerusakan hutan yang semakin parah
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem hutan dan lingkungan
disekitarnya. Contoh nyata yang frekuensinya semakin sering terjadi adalah
konflik ruang antara satwa liar dan manusia. Rusaknya hutan habitat satwa liar
menyebabkan mereka bersaing dengan manusia untuk mendapatkan ruang mencari
makan dan hidup, yang sering kali berakhir dengan kerugian bagi kedua pihak.
Rusaknya hutan telah menjadi ancaman bagi seluruh makhluk hidup.
Setelah
mengetahui berbagai bencana akibat kerusakan lingkungan tersebut, kita sebagai
pemuda seharusnya lebih berperan aktif dalam upaya menjaga kelestarian
lingkungan dan mencegah Global warming,salah satunya dengan menggalakkan Go
Green!! Kenapa harus pemuda?? Jika kita lihat dari sejarah, pemuda itu
bisa dikatakan sebagai agen perubahan (Agent of Change),karena berbagai
perubahan dalam sejarah telah terjadi karena peran aktif para pemuda. Mari kita
lihat berbagai hal positif yang telah ditorehkan para pemuda Indonesia, Mulai
dari berdirinya organiasasi pemuda dijaman penjajahan,tercetusnya sumpah
pemuda, hingga peran pemuda dalam memplokamirkan kemerdekaan. Bahkan salahsatu
founding father bangsa menaruh apresiasi pada sosok pemuda; “ Berikan aku
10 pemuda maka akan aku ubah dunia”, demikian yang dia ungkapkan. Jadi,kita
sebagai pemuda bangsa yang modern dan terpelajar harusnya bisa mencontoh
semangat pemuda-pemuda jaman dulu dalam memperjuangkan kesejahteraan,ketentraman
serta kenyaman bangsa. Salah satunya dengan cara, berperan aktif dalam
mencipakan lingkungan hidup yang sehat dan nyaman.
Lantas,bagaimana caranya menaga kelestarian lingkungan? ADA BANYAK CARA!! Namun
yang akan kita bahas kali ini hanya penghematan energy dan penghijauan
lingkungan. Sebagai pemegang kekuasaan rakyat, pemerintah juga telah
meluncurkan berbagai program yang memacu pada penghijauan lingkungan atau Go
Green. Misalnya program: Reboisasi,Tanam Seribu Pohon dan program One Man
One Tree. Menurut saya pribadi, walaupun program reboisasi dan One Man One Tree
memiliki tujuan yang sama, namun program One Man One Tree lebih baik, karena
bisa mengajak partisipasi aktif masyarakat untuk menghijaukan lingkungan mereka
masing-masing. Dengan begitu penghijauan akan semakin merata. Dan juga secara
tidak langsung, akan menumbuhkan sikap tanggungjawab mereka terhadap pohon
mereka masing-masing. “Mereka yang menanam, dan mereka pula yang memanen
hasilnya”.
Demi kesuksesan program-program pemerintah tersebut, yang sangat dibutuhkan
lainnya adalah peran aktif para pemuda. Terutama pemuda-pemuda terpelajar
seperti mahasiswa guna memberikan penyuluhan ke desa-desa atau ke pinggiran
kota yang keadaan lingkungannya buruk tentang apa itu penghijauan, kelestarian
lingkungan,cara merawatnya, dan bencana-bencana alam yang dapat ditimbulkan
akibat kerusakan lingkungan. Dengan penyuluhan yang efektif dan sesuai target,
akan menghasilkan dampak yang sangat besar bagi lingkungan sekitar. Misalnya
pada daerah yang tandus,dengan pemuda-pemuda yang giat dan aktif akan bisa
merubah daerah yang tandus menjadi tempat yang teduh oleh tanaman-tanaman yang
bermanfaat bagi manusia.
usaha-usaha
pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut ini:
1. Melakukan
pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem
irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.
2. Memberikan
perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah/dipisah terlebih
dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
3. Melakukan
reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan
sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air
kawasan pesisir/pantai
4. Menciptakan
dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.
5. Melakukan pengawasan
dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Peng- usahaan
Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara
besar-besaran. Sementara itu, sebagai seorang pelajar apa
Beberapa
hal yang dapat dilakukan siswa sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan
hidup, antara lain :
1. menghemat
penggunaan kertas dan pensil,
2. membuang
sampah pada tempatnya,
3. memanfaatkan
barang-barang hasil daur ulang,
4. menghemat
penggunaan listrik, air, dan BBM, serta
5. menanam
dan merawat pohon di sekitar lingkungan rumah tinggal.
Terciptanya
lingkungan yang baik tergantung bagaimana kita menyikapinya dengan kesadaran
bahwa menjaga lingkungan hidup itu penting, pemuda yang berhasil
melaksanakannya dengan baik , maka mereka pantas disebut “GREAT GREEN
GENERATION”.




0 komentar:
Posting Komentar