Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Halo Sahabat Rumah Belajar,
Bagaimana kabar kamu hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya J
Sahabat, saya mau ceritakan kisah yang seru dan mungkin
juga bisa dijadikan pengalaman bagi para sahabat pembaca semua. Yuk, simak
kisahnya berikut ini
Salam Semua,
Perkenalkan saya Dwi Ermayanti peserta pembaTIK tahun
2020. Saya anak kedua dari 3 bersaudara dan seorang guru di MTsN 7 Aceh Timur.
Menjadi seorang pengajar bukanlah cita-cita utama yang saya impikan. Percaya
atau tidak, saya menyukai dunia teknisian dan berharap ingin jadi seorang
peneliti, tetapi terhalang oleh pendapat orang tua yang mengatakan bahwa saya
cocok menjadi guru, hingga akhirnya saya memilih pilihan jurusan kuliah antara
pendidikan dan teknik. Qadarullah, saya lulus di bidang pendidikan dengan
beasiswa bidikmisi (kurang mampu) dan menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun
10 bulan dengan predikat CumLaude.
Akhir dari perguruan tinggi bukanlah akhir dari segala
hal, melainkan babak baru dalam dunia kehidupan. Dimana seseorang di hadapkan
dengan banyak pertanyaan tentang pekerjaan, keluarga, dan kesejahteraan hidup. Saya
tidak memikirkan apa yang orang lain katakan, dan yang saya lakukan hanya
mempersiapkan berkas karena ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
yaitu magister.
Qadarullah, lagi dan lagi Allah saya gagal. Sedih iya,
namun tak patah semangat. Coba lagi, gagal lagi, coba lagi, dan gagal lagi. Orang
tua saya tak pernah mematahkan semangat anaknya untuk melanjutkan studi, mereka
hanya memberi saran untuk mengikuti tes CPNS yang dibuka tahun 2018. Saya menyetujuinya
hanya karena ingin menyenangkan hati mereka tanpa berharap akan lulus karena
tujuan saya hanya ingin melanjutkan kuliah lagi.
Tiada kata yang dapat saya ucapkan ketika nama saya
tertulis di daftar lulus. Terdiam, tertegun, terpaku menatap layar datar itu. Mereka
para terkasih memelukku dengan tangis mengalir serta tak menyangka bahwa
anaknya lulus dengan nilai yang baik. Sungguh rezeki yang tak disangka karena
keluarga kami hanyalah keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah dengan ayah
hanya tukang becak dan ibu hanyalah ibu rumah tangga.
Memori kebahagiaan ini terulang kembali pada saat nama
saya kembali ada pada urutan peserta di level 4 ini bergabung dengan bapak ibu guru hebat di seluruh Aceh pada Level akhir dari rangkaian
kegiatan pembaTIK. Jujur, awalnya mengikuti kegiatan ini hanya ingin menambah
pengalaman dan karena tersedianya sertifikat yang bernilai nasional. Tapi siapa
yang sangka bahwa Allah memiliki rencana lain.
Haru bercampur bahagia kembali terasa. Terlihat di wajah para orang yang kusayangi makna bangga. Doa dan dukungan terus mengalir agar untuk terus semangat mengikuti Kegiatan PembaTIK di level yang terakhir ini. Percaya atau tidak, ayah dan ibu menempuh perjalanan selama 2 jam untuk menemui saya dengan becak kebanggaannya demi memberikan semangat dan motivasi. Sungguh, bahagia yang tak dapat diukur dengan apapun.
Mengingat mereka memberikan dukungan seperti itu, membuat saya kuat, tegar, dan semangat dalam
menjalani hari hari di level 4 ini. Saya mencoba kerahkan seluruh kekuatan,
raga, dan rasa agar bisa memberikan yang terbaik bagi siapapun. Walaupun tugas
di level terakhir ini terbilang berat, cobalah untuk melakukannya secara
perlahan-lahan agar terkesan lebih ringan.
Seperti kata ayah, “teruslah
berjuang anakku, berikan yang terbaik bagi orang lain, jadikan pekerjaanmu itu
jadi ladang amal jariyah. Teruslah menjadi baik dan bermanfaat. Jangan fikirkan
tentang juara, tetapi nikmatilah setiap proses perjuangannya yang berjalan.
Niscaya, saat kamu tak akan merasa kehilangan apapun. Doa ayah dan ibu selalu menguatkanmu”.
Begitulah setangkup kisah di balik doa yang dapat saya
ceritakan. Jangan jadikan tugas sebagai beban, tetapi jadilah sebagai bahan
bahwa Allah titipkan itu untuk kamu jalankan, karena Allah merasa kamu akan sanggup
menjalaninya. Libatkan Allah dalam setiap langkah hidupmu, Insya Allah akan
jadi lebih mudah.
Semoga tulisan ini bisa menjadi motivasi para sahabat yang membacanya. . . . . .
Tetap semangat membangun negeri,
Tetap semangat dalam mencerdaskan anak bangsa,
Merdeka belajarnya, Rumah belajar portalnya, Maju indonesia
#MerdekaBelajar #NadiemMakarim #PembaTIK2020
#RumahBelajar #tributetohendriwidiatmoko






Hebat bu,terus semangat berbagi pengalaman
BalasHapusTetap semangat bu...dukungan dan doa orangtua adalah jalan menuju kesuksesan..tiada irangtua yang tak ingin anak2nya sukses...terus berkarya...
BalasHapusTetap semangat bu..dukungan dan doa orangtua adalah jalan utama menuju kesuksesan..tiada orangtua yang tak inginkan anaknya sukses. Tetap berkarya yg terbaik utk negeri
BalasHapusMasyaAllah...Barakallah dek, tetap semangat π
BalasHapusSukses ya semangat terus menulisbya
BalasHapusMantap adekku Dwi...hidup itu perjuangan..jgn pernah menyerah dengan keadaan..tetap semngatπͺπͺππ
BalasHapusKisah yg insfiratif
BalasHapusTetap semangat dan jangan lupa berdoa
BalasHapusTetap semangat ya Bu Dewi tera rendah hati yg terpntg lakukan yg terbaik untuk bangsa, jgn lupa berbagi ilmu njih sesama klg besar pembatik khususnya L3 G 3.... Saya hanya bertahan di L3 5 besar saja dari Kalsel. Moga bs bljr dr Bu Dewi
BalasHapusAamiin ya Allah
HapusJazakillah mbak π
Semangatteruuus
BalasHapusMakasih yang punya Senayan
HapusBantu share ya pak ππ
BalasHapus50 besar maksud sy
Semangat Bu Dwi...
BalasHapusAllah SWT selalu memberikan jalan untuk orang yang sabar dan tekun.
Sukses di level 4 ya...
Sangat menginspirasi tulisannya Bu Dwi
BalasHapus