Selasa, 22 September 2020

Setangkup Kisah di balik Doa

Posted by Dwi Ermayanti on 09.46 with 15 comments

 Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Halo Sahabat Rumah Belajar,
Bagaimana kabar kamu hari ini
? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya J

Sahabat, saya mau ceritakan kisah yang seru dan mungkin juga bisa dijadikan pengalaman bagi para sahabat pembaca semua. Yuk, simak kisahnya berikut ini

Salam Semua,



    Perkenalkan saya Dwi Ermayanti peserta pembaTIK tahun 2020. Saya anak kedua dari 3 bersaudara dan seorang guru di MTsN 7 Aceh Timur. Menjadi seorang pengajar bukanlah cita-cita utama yang saya impikan. Percaya atau tidak, saya menyukai dunia teknisian dan berharap ingin jadi seorang peneliti, tetapi terhalang oleh pendapat orang tua yang mengatakan bahwa saya cocok menjadi guru, hingga akhirnya saya memilih pilihan jurusan kuliah antara pendidikan dan teknik. Qadarullah, saya lulus di bidang pendidikan dengan beasiswa bidikmisi (kurang mampu) dan menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 10 bulan dengan predikat CumLaude.

    Akhir dari perguruan tinggi bukanlah akhir dari segala hal, melainkan babak baru dalam dunia kehidupan. Dimana seseorang di hadapkan dengan banyak pertanyaan tentang pekerjaan, keluarga, dan kesejahteraan hidup. Saya tidak memikirkan apa yang orang lain katakan, dan yang saya lakukan hanya mempersiapkan berkas karena ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi yaitu magister.

    Qadarullah, lagi dan lagi Allah saya gagal. Sedih iya, namun tak patah semangat. Coba lagi, gagal lagi, coba lagi, dan gagal lagi. Orang tua saya tak pernah mematahkan semangat anaknya untuk melanjutkan studi, mereka hanya memberi saran untuk mengikuti tes CPNS yang dibuka tahun 2018. Saya menyetujuinya hanya karena ingin menyenangkan hati mereka tanpa berharap akan lulus karena tujuan saya hanya ingin melanjutkan kuliah lagi.

    Tiada kata yang dapat saya ucapkan ketika nama saya tertulis di daftar lulus. Terdiam, tertegun, terpaku menatap layar datar itu. Mereka para terkasih memelukku dengan tangis mengalir serta tak menyangka bahwa anaknya lulus dengan nilai yang baik. Sungguh rezeki yang tak disangka karena keluarga kami hanyalah keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah dengan ayah hanya tukang becak dan ibu hanyalah ibu rumah tangga.

Memori kebahagiaan ini terulang kembali pada saat nama saya kembali ada pada urutan peserta di level 4 ini bergabung dengan bapak ibu guru hebat di seluruh Aceh pada Level akhir dari rangkaian kegiatan pembaTIK. Jujur, awalnya mengikuti kegiatan ini hanya ingin menambah pengalaman dan karena tersedianya sertifikat yang bernilai nasional. Tapi siapa yang sangka bahwa Allah memiliki rencana lain.



    Haru bercampur bahagia kembali terasa. Terlihat di wajah para orang yang kusayangi makna bangga. Doa dan dukungan terus mengalir agar untuk terus semangat mengikuti Kegiatan PembaTIK di level yang terakhir ini. Percaya atau tidak, ayah dan ibu menempuh perjalanan selama 2 jam untuk menemui saya dengan becak kebanggaannya demi memberikan semangat dan motivasi. Sungguh, bahagia yang tak dapat diukur dengan apapun.

    Mengingat mereka memberikan dukungan seperti itu,  membuat saya kuat, tegar, dan semangat dalam menjalani hari hari di level 4 ini. Saya mencoba kerahkan seluruh kekuatan, raga, dan rasa agar bisa memberikan yang terbaik bagi siapapun. Walaupun tugas di level terakhir ini terbilang berat, cobalah untuk melakukannya secara perlahan-lahan agar terkesan lebih ringan.

    Seperti kata ayah, “teruslah berjuang anakku, berikan yang terbaik bagi orang lain, jadikan pekerjaanmu itu jadi ladang amal jariyah. Teruslah menjadi baik dan bermanfaat. Jangan fikirkan tentang juara, tetapi nikmatilah setiap proses perjuangannya yang berjalan. Niscaya, saat kamu tak akan merasa kehilangan apapun. Doa ayah dan ibu selalu menguatkanmu”.

    Begitulah setangkup kisah di balik doa yang dapat saya ceritakan. Jangan jadikan tugas sebagai beban, tetapi jadilah sebagai bahan bahwa Allah titipkan itu untuk kamu jalankan, karena Allah merasa kamu akan sanggup menjalaninya. Libatkan Allah dalam setiap langkah hidupmu, Insya Allah akan jadi lebih mudah.

Semoga tulisan ini bisa menjadi motivasi para sahabat  yang membacanya. . . . . .


Tetap semangat membangun negeri,

Tetap semangat dalam mencerdaskan anak bangsa,

Merdeka belajarnya, Rumah belajar portalnya, Maju indonesia

#MerdekaBelajar #NadiemMakarim #PembaTIK2020 #RumahBelajar #tributetohendriwidiatmoko

Categories:

15 komentar:

  1. Hebat bu,terus semangat berbagi pengalaman

    BalasHapus
  2. Tetap semangat bu...dukungan dan doa orangtua adalah jalan menuju kesuksesan..tiada irangtua yang tak ingin anak2nya sukses...terus berkarya...

    BalasHapus
  3. Tetap semangat bu..dukungan dan doa orangtua adalah jalan utama menuju kesuksesan..tiada orangtua yang tak inginkan anaknya sukses. Tetap berkarya yg terbaik utk negeri

    BalasHapus
  4. MasyaAllah...Barakallah dek, tetap semangat 😘

    BalasHapus
  5. Mantap adekku Dwi...hidup itu perjuangan..jgn pernah menyerah dengan keadaan..tetap semngatπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ˜πŸ‘

    BalasHapus
  6. Tetap semangat dan jangan lupa berdoa

    BalasHapus
  7. Tetap semangat ya Bu Dewi tera rendah hati yg terpntg lakukan yg terbaik untuk bangsa, jgn lupa berbagi ilmu njih sesama klg besar pembatik khususnya L3 G 3.... Saya hanya bertahan di L3 5 besar saja dari Kalsel. Moga bs bljr dr Bu Dewi

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. Makasih yang punya Senayan

      Bantu share ya pak πŸ˜‚πŸ™

      Hapus
  9. Semangat Bu Dwi...
    Allah SWT selalu memberikan jalan untuk orang yang sabar dan tekun.
    Sukses di level 4 ya...

    BalasHapus