Minggu, 27 September 2020

Sukses? Gunakan Media Sosial dan Rajin Berbagi

Posted by Dwi Ermayanti on 09.30 with 3 comments

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Halo Sahabat Rumah Belajar, 

Senang rasanya hati berbagi pengetahuan lagi untuk para pembaca setia blog ini. 

Ada cerita apa lagi nih?

Kali ini ada pemateri yang mengisi acara Kuliah Umum PembaTIK level 4 yang tak kalah hebatnya dari pemateri sebelumnya yang sudah pernah saya tuliskan dalam blog ini. Dia adalah Wicaksono dan Eko Indrajit. Ingin tahu apa yang disampaikan oleh mereka pada acara kuliah umum? berikut sudah saya rangkumkan untuk sahabat semua. 

1. Wicaksono (@ndorokakung)

Wicaksono atau yang lebih dikenal dengan Ndoro Kakung merupakan praktisi media sosial. Beliau juga dulunya merupakan seorang jurnalis dibeberapa media cetak nasional. Sekarang ndoro kakung ini aktif mengisi kegiatan pelatihan media sosial. Ndoro aktif mengunggah tulisan motivasi dan kiat kiat sukses menggunakan media sosial. Pada kuliah umum pembaTIK level 4 yang di adakan pada hari Kamis, tanggal 17 September 2020 pukul 09.00-10.30 juga membahas tentang Tips/kiat membangun sosial media yang sukses. 


Ndoro kakung mengatakan bahwa media sosial digunakan sebagai media. Beliau menuturkan bahwa saat ini ada lebih dari 62 juta orang dengan kisaran umur 18-25 tahun mengakses internet dengan rata-rata selama 7 jam - 8 jam perharinya. Ini menandakan bahwasanya teknologi itu semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Platform terbesar yang paling banyak digunakan saat ini adalah Youtube, kemudian disusul dengan Whatsaap, facebook, Instagram dan twitter. Di era pandemi saat ini, membuat semua aktivitas harus dari rumah membuat tingkat penggunaan media sosial semakin tinggi. Untuk itu, diperlukan suatu kiat bagaimana mengelola media sosial dengan baik dan bijaksana.

Menurut ndoro kakung, faktor kesuksesan media sosial kita ditentukan oleh 2 hal yaitu bagaimana cara kita mengatur atau membuat konten yang menarik dan juga bagaimana memasarkannya agar banyak terlihat oleh orang lain. Kita harus pandai membangun personal branding agar orang lain tahu menandai kita dengan ciri yang khas. 

Ada 10 kiat dalam membangun media sosial yang sukses menurut ndoro kakung, yaitu:
1. Tetapkan tujuan yang masuk akal
2. Menentukan target konsumen
3. Jadilah diri anda sendiri
4. Cari jejaring, bukan pengikut
5. Membuat jadwal editorial
6. Fokus membantu orang lain (buatlah konten yang memberi solusi, jawaban, membantu orang lain         menyelesaikan masalah)
7. Berinterkasi dengan khalayak
8. Berkreasi dengan konten visual
9. Buatlah kehadiran anda diketahui umum
10. Selalu aktif

Ada satu hal yang saya dapatkan dari Ndoro Kakung yaitu "Menjadi keren boleh-boleh saja, tetapi belum tentu bermanfaat. Jadilah orang yang bermanfaat, maka dengan sendirinya akan menjadi keren".

2. Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit, M. Sc., MBA., Mphil., MA 

Siapa yang tidak kenal dengan tokoh yang jenius ini? Beliau adalah seorang pakar teknologi yang biasa dipanggil dengan nama pak Eko Indrajit. Beliau mengisi kuliah umum di pembaTIK level 4 dengan judul "Pemanfaatan Media Video Conference Untuk Berbagi" pada hari Jumat, tanggal 18 September 2020.  
  


Bapak Eko mengatakan dalam kuliah nya jadilah seorang pengguna yang selalu berbagi, dengan demikian internet akan bernilai tinggi. Dalam situasi pandemi saat ini, sangat dianjurkan untuk menggunakan media Video conference karena cepat, mudah, murah serta masif dan viral secara efektif. Namun tak dipungkiri juga bahwa media video conference juga  memiliki permasalahan, salah satunya adalah waktu yang terbatas. 

Ada 5 prinsip dan kiat dalam menggunakan video conference, yakni:
1. Tujuan komunikasi bukan hanya menyampaikan pesan saja, tetapi berharap pendengar juga mau             melakukan apa yang kita inginkan
2. Video conference harus disesuaikan dengan karakteristik pertemuan dan tujuan yang ingin di capai         serta rencanakan strategi yang sesuai. 
3.  Pikirkan interaksi dan umpan balik. Hindari berbicara sendiri satu arah dalam situasi apapun,                 lakukan komunikasi secara natural.
4.  Daya tahan dan jendela waktu efektif dalam beraktifitas via teleconference. jangan banyak bahan         yang ingin disampaikan
5. Apapun yang dilakukan secara teleconference sebaiknya direkam agar bisa dinikmati oleh orang lain.     itulah makna berbagi.

Ada satu hal yang paling saya ingat dari bapak eko yaitu "Jangan menunggu momen apapun untuk berbagi"

Demikianlah akhir dari rangkaian kegiatan kuliah umum pembaTIK level 4 yang telah disampaikan oleh narasumber yang hebat. Jangan pernah berhenti untuk belajar, tetap semangat dalam meraih yang diinginkan. 

Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia

Sampai berjumpa lagi di tulisan menarik berikutnya . . . . . .

#PembatikLevel4#RumahBelajar#PusdatinKemdikbud#MerdekaBelajar#KuliahUmumLevel4


 


Menulis adalah Imajinasi Tanpa Batas

Posted by Dwi Ermayanti on 08.17 with 7 comments

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Halo Sahabat Rumah Belajar, 
Tetap jaga kesehatan dan jaga jarak ya . . . . .

Tulisan saya kali ini akan membahas tentang seorang tokoh yang terkenal lewat karya tulisannya. seorang perempuan tangguh yang sukses lewat bakat menulis yang ia miliki. Tak jarang tulisannya bahkan di produksi film. Siapakah dia? Ya, tebakanmu benar, dia adalah Asma Nadia.

Simak terus tulisan saya di bawah, untuh mengetahui lebih lanjut tentang asma nadia yang mengisi acara kuliah umum pembaTIK level 4: berbagi 

Siapa yang tidak tahu Novel Catatan Hati Seorang Istri? penulis dengan nama Asmarani Rosalba atau yang lebih dikenal Asma Nadia merupakan seorang penulis terkenal. Beliau lahir pada tanggal 26 Maret 1972 dari pasangan Amin Usman dan Maria Eri Susanti yang merupakan seorang mualaf berdarah Tionghoa. Asma nadia memiliki seorang kakak perempuan bernama Helvy Tiana Rosa, ia juga memiliki adik laki-laki bernama Aeron Tomino. Asma lahir dari keluarga penulis, maka tak heran bakat menulis yang ia miliki merupakan suatu keturunan dari keluarganya. Asma nadia menularkan kebiasaan menulisnya kepada anak-anaknya. 

Asma nadia sudah menghasilkan 60 buku dan banyak diantaranya sudah difilmkan. Bahkan ia sudah menjelajah lebih dari 535 kota dan 72 negara. Sungguh luar biasa bukan? Asma mulai menulis saat ia kecil, dengan segala keterbatasan ekonomi dan juga sakit-sakitan tak membuat ia menyerah. Karena bagi asma dengan menulislah ia bisa berkeluh kesah menyalurkan apa yang dirasakan. Pada acara kuliah umum yang berlangsung pada hari rabu pukul 09.00-10.30, asma membagikan kiat menyusun penulisan yang menarik. 


Kiat menyusun penulisan yang menarik menurut Asma Nadia yaitu:
1. Carilah suatu alasan mengapa kita harus menulis
2. Menulis di awali dengan keresahan yang terjadi 
3. Harus punya motivasi yang kuat 
4. Menulis itu bukan hanya sekedar ide bagus, namun buatlah ia sebagai kebutuhan bukan hiburan di         waktu luang 
5. Cobalah untuk melakukan latihan menulis yang diawali dengan kisah nyata hidup karena tulisan itu         menjadi lebih dekat dan lebih "renyah"
6. Carilah ide yang baru dan dekat dengan pembaca
7. Gunakan Teknik penyajian berikut :
    a. Buatlah judul yang menarik
  b. Cerita yang dibuat harus memiliki konflik yang kuat
    c. Penokohan menarik
    d. Bermainlah dengan alur 
    e. Buatlah ending yang berkesan 

Bagaimana sahabat? sudahkah kamu mencoba menulis? Yuk latihan belajar mulai dari sekarang. 

Hal yang paling saya ingat dari asma nadia pada acara kuliah umum adalah Menulislah sekali dan jangan perhatikan redaksinya, karena menulis itu adalah Imajinasi tanpa batas, dan tamasya pikiran 

Sampai jumpa lagi dalam tulisan berikutnya. . . .
Semangat terus untuk berubah dan belajar bersama Rumah Belajar 
Karena belajar itu bisa dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja

#PembatikLevel4#RumahBelajar#PusdatinKemdikbud#KuliahUmumLevel4#AsmaNadia

Jumat, 25 September 2020

Pendapat Tokoh Nasional Tentang PembaTIK Mewujudkan Merdeka Belajar

Posted by Dwi Ermayanti on 10.37 with 10 comments

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Halo Sahabat Rumah Belajar, 
Apa kabar kamu hari ini? Tentunya masih semangat ya . . . .

Sahabat, ada cerita menarik nih tentang pembatik level 4. 

Yuk simak tulisannya berikut ini!

Rangkaian kegiatan pelatihan pembatik level 4: berbagi di mulai dengan pembukaan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem pada hari senin, 14 September 2020. Turut berhadir tokoh-tokoh lainnya yang tak kalah penting. Pak Nadiem selaku Menteri membuka acara kegiatan ini dengan tema "Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK Mewujudkan Merdeka Belajar" tanda dimulainya kuliah umum pembelajaran berbasis TIK Level 4 berbagi. 



Rangkaian kuliah umum ini berjalan selama 4 hari, dimulai tanggal 15 - 18 September dengan tokoh nasional sebagai narasumbernya. 

1. Charles Bonar Sirait, S.E, MM 

Pada hari selasa tanggal 15 September 2020 pukul 09.00-10.30 WIB berlangsungnya kuliah umum pertama oleh Public speaker yang handal di bidangnya dengan judul "Kiat Sukses Bagi Para Pendidik Untuk Berkomunikasi dengan Publik"




Ada bebrapa kiat yang saya rangkum berdasarkan apa yang disampaikan oleh Bapak Charles Bonar Sirait dalam kuliahnya yaitu:
1. Pendidik harus mempopulerkan diri sebagai pendidik. Populer dalam kalimat ini bermakna seberapa     besar pengaruh dan berkompetennya seorang pendidik. 
2. Pendidik haru mengenali diri terlebih dahulu tentang dirinya. Tujuannya adalah agar siswa menerima     pesan dengan baik ( harus dapat kepercayaan publik)
3. Perlu diingat bahwa pendidik itu adalah pusat perhatian publik, dimana mampu untuk menarik                perhatian publik.
4. Pendidik harus mampu mampu membuat publik "terjaga" dalam artian usahakan pendidik harus             menyediakan skenario yang dapat membuat siswa tetap fokus dengan apa yang anda katakan.
5. Pendidik harus mampu membuat suasana menjadi dinamis dan tidak membosankan. 

😀Satu hal yang paling diingat dari Bapak Charles Bonar Sirait yaitu "Sharing and Teaching"

2. Butet Manurung 

Pagi menjelang siang setelah pemateri Charles Bonar Sirait dengan bagaimana kiat menjadi pembicara yang luar biasa, di lanjutkan dengan kuliah umum  pukul 10.30-12.00 WIB dengan judul "Motivasi Guru Dalam Mendidik: Belajar Dalam Mengajar" oleh seorang pejuang pendidikan yang tak kenal rasa takut yakni Butet Manurung. 



Butet Manurung merupakan salah satu pejuang pendidikan wanita yang tak dipungkiri lagi jasanya pada Indonesia. Beliau adalah seorang pendiri SOKOLA RIMBA. Sebuah sekolah yang didirikannya berawal dari Suku asli orang Rimba di Jambi. langkah awal yang di lakukan oleh Butet adalah mengenalkan mereka pada membaca, menulis, dan menghitung.

Butet sendiri merupakan seorang lulusan Antropologi Universitas Padjajaran Bandung. Sekarang SOKOLA RIMBA sudah ada 16 titik di pelosok Indonesia. Pencapaian ini tentulah bukan di dapat dengan mudah. Butet harus menempuh banyak sekali rintangan di hadapannya, mulai dari penolakan hingga pengusiran. Namun, karena jiwa semangat yang ada pada dirinya membuatnya tak menyerah karena baginya surga dunia sudah ditemukan. 

Perempuan yang bernama asli Saur Marlina Manurung mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung tidak berpatoka pada kurikulum disekolah pada umumnya. Butet mengatakan bahwa anak akan belajar dari alam, karena dialamlah anak-anak bisa bermain sambil belajar tanpa merasa bahwa mereka sedang bersekolah. Karena pengalaman inilah yang membuat butet banyak belajar, bahwa ilmu dan belajar itu tidak hanya kita dapatkan dari guru. Justru  menurutnya, alamlah merupakan guru yang paling akurat. 

Butet berpesan dalam kuliahnya, agar terus menghidupkan mimpi, gapailah mimpimu selagi bisa dan jangan sampai menyesal saat usia renta mulai menghampiri. Tetap jaga kelestarian alam, perbanyaklah syukur kepada Tuhan, karena kita diberi kesempatan untuk bisa menikmati dan belajar di alam yang indah ini.

😀Satu hal yang paling diingat dari Ibu Butet Manurung yaitu "Jangan sampai keseragaman membunuh keberagaman"

3. Dr. Iwan Syahril, Ph.D

Semangat siang tetap dirasakan dengan adanya kuliah umum oleh bapak Iwan Syahril dari Dirjen GTK pada pukul 13.00-14.00 WIB tentang "Kebijakan Pendidikan Terkait Guru dan Tenaga Kependidikan". Konteks merdeka belajar menurutnya merupakan suatu hak dimana anak harus dipandang dengan hormat. Beliau menekankan bahwa tumbuhkembangkan anak sesuai dengan bibit yang ia punya. jangan memaksakan sesuatu di luar kendalinya sehingga menimbulkan ancaman yang mungkin berbahaya.  




Menurut Pak Iwan Syahril mengatakan bahwa pendidikan bisa dilihat pada Ki Hajar Dewantara yang disebut sebagai Bapak Pendidikan. Terkenal akan semboyannya yaitu ing ngarso sung tulodo bermakna bahwa guru itu harus menjadi teladan. ing madya mangun karso bermakna bahwa guru harus  membangkitkan semangat dan menjadi motivator. dan terakhir adalah Tut wuri handayani bermakna guru mendorong siswa agar mampu mandiri, bergaya, dan merdeka. Pada dasarnya merdeka belajar itu berakar dari filosofi Bapak Ki Hajar Dewantara. Menurutnya, ada semacam ruang untuk berinovasi dan berkreasi  merupakan esensi dari Merdeka Belajar,  tetapi fokusnya tetap pada hasil siswa. Sehingga para guru harus mampu untuk menguasai teknologi yang sesuai dengan zamannya. Inovasi itu dianggap penting di era teknologi saat ini. Menurutnya, kegiatan pembaTIK ini dapat menjadi salah satu yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. dengan tujuan agar tujuan dari merdeka belajar itu sendiri tersampaikan dengan baik. 

Mari Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK Mewujudkan Merdeka Belajar
Dengan Rumah Belajar, belajar kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja 

Kamu bisa menyaksikan tayangan ulang kuliah umum dari 3 narasumber diatas melalui youtube Rumah Belajar Kemdikbud atau melalui link di bawah ini


#PusdatinKemendikbud #PembaTIK2020 #DutaRumahBelajar2020 #RumahBelajar2020 #BerbagiTIK

Selasa, 22 September 2020

Setangkup Kisah di balik Doa

Posted by Dwi Ermayanti on 09.46 with 15 comments

 Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Halo Sahabat Rumah Belajar,
Bagaimana kabar kamu hari ini
? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya J

Sahabat, saya mau ceritakan kisah yang seru dan mungkin juga bisa dijadikan pengalaman bagi para sahabat pembaca semua. Yuk, simak kisahnya berikut ini

Salam Semua,



    Perkenalkan saya Dwi Ermayanti peserta pembaTIK tahun 2020. Saya anak kedua dari 3 bersaudara dan seorang guru di MTsN 7 Aceh Timur. Menjadi seorang pengajar bukanlah cita-cita utama yang saya impikan. Percaya atau tidak, saya menyukai dunia teknisian dan berharap ingin jadi seorang peneliti, tetapi terhalang oleh pendapat orang tua yang mengatakan bahwa saya cocok menjadi guru, hingga akhirnya saya memilih pilihan jurusan kuliah antara pendidikan dan teknik. Qadarullah, saya lulus di bidang pendidikan dengan beasiswa bidikmisi (kurang mampu) dan menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 10 bulan dengan predikat CumLaude.

    Akhir dari perguruan tinggi bukanlah akhir dari segala hal, melainkan babak baru dalam dunia kehidupan. Dimana seseorang di hadapkan dengan banyak pertanyaan tentang pekerjaan, keluarga, dan kesejahteraan hidup. Saya tidak memikirkan apa yang orang lain katakan, dan yang saya lakukan hanya mempersiapkan berkas karena ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi yaitu magister.

    Qadarullah, lagi dan lagi Allah saya gagal. Sedih iya, namun tak patah semangat. Coba lagi, gagal lagi, coba lagi, dan gagal lagi. Orang tua saya tak pernah mematahkan semangat anaknya untuk melanjutkan studi, mereka hanya memberi saran untuk mengikuti tes CPNS yang dibuka tahun 2018. Saya menyetujuinya hanya karena ingin menyenangkan hati mereka tanpa berharap akan lulus karena tujuan saya hanya ingin melanjutkan kuliah lagi.

    Tiada kata yang dapat saya ucapkan ketika nama saya tertulis di daftar lulus. Terdiam, tertegun, terpaku menatap layar datar itu. Mereka para terkasih memelukku dengan tangis mengalir serta tak menyangka bahwa anaknya lulus dengan nilai yang baik. Sungguh rezeki yang tak disangka karena keluarga kami hanyalah keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah dengan ayah hanya tukang becak dan ibu hanyalah ibu rumah tangga.

Memori kebahagiaan ini terulang kembali pada saat nama saya kembali ada pada urutan peserta di level 4 ini bergabung dengan bapak ibu guru hebat di seluruh Aceh pada Level akhir dari rangkaian kegiatan pembaTIK. Jujur, awalnya mengikuti kegiatan ini hanya ingin menambah pengalaman dan karena tersedianya sertifikat yang bernilai nasional. Tapi siapa yang sangka bahwa Allah memiliki rencana lain.



    Haru bercampur bahagia kembali terasa. Terlihat di wajah para orang yang kusayangi makna bangga. Doa dan dukungan terus mengalir agar untuk terus semangat mengikuti Kegiatan PembaTIK di level yang terakhir ini. Percaya atau tidak, ayah dan ibu menempuh perjalanan selama 2 jam untuk menemui saya dengan becak kebanggaannya demi memberikan semangat dan motivasi. Sungguh, bahagia yang tak dapat diukur dengan apapun.

    Mengingat mereka memberikan dukungan seperti itu,  membuat saya kuat, tegar, dan semangat dalam menjalani hari hari di level 4 ini. Saya mencoba kerahkan seluruh kekuatan, raga, dan rasa agar bisa memberikan yang terbaik bagi siapapun. Walaupun tugas di level terakhir ini terbilang berat, cobalah untuk melakukannya secara perlahan-lahan agar terkesan lebih ringan.

    Seperti kata ayah, “teruslah berjuang anakku, berikan yang terbaik bagi orang lain, jadikan pekerjaanmu itu jadi ladang amal jariyah. Teruslah menjadi baik dan bermanfaat. Jangan fikirkan tentang juara, tetapi nikmatilah setiap proses perjuangannya yang berjalan. Niscaya, saat kamu tak akan merasa kehilangan apapun. Doa ayah dan ibu selalu menguatkanmu”.

    Begitulah setangkup kisah di balik doa yang dapat saya ceritakan. Jangan jadikan tugas sebagai beban, tetapi jadilah sebagai bahan bahwa Allah titipkan itu untuk kamu jalankan, karena Allah merasa kamu akan sanggup menjalaninya. Libatkan Allah dalam setiap langkah hidupmu, Insya Allah akan jadi lebih mudah.

Semoga tulisan ini bisa menjadi motivasi para sahabat  yang membacanya. . . . . .


Tetap semangat membangun negeri,

Tetap semangat dalam mencerdaskan anak bangsa,

Merdeka belajarnya, Rumah belajar portalnya, Maju indonesia

#MerdekaBelajar #NadiemMakarim #PembaTIK2020 #RumahBelajar #tributetohendriwidiatmoko

Rabu, 16 September 2020

Apa Itu Pembatik dan Duta Rumah Belajar?

Posted by Dwi Ermayanti on 20.55 with 14 comments

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh 

Halo Sahabat Rumah Belajar, 
berjumpa lagi dengan saya Dwi Ermayanti, peserta PembaTIK level 4. 

Sahabat tahu tidak, apa sih pelatihan PembaTIK itu? apa manfaatnya? apa hasil yang di dapatkan?
mari kita simak pemaparan berikut ini

                                 sumber:  https://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id

    PembaTIK merupakan suatu program yang di adakan oleh Pusat Data Teknologi dan Informasi untuk peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan TIK. Dalam pelatihan ini terdiri dari 4 level, yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi yang saat ini sedang berlangsung. 

    Sahabat, mengikuti pelatihan PembaTIK ini ada manfaatnya bagi yang mengikutinya, yaitu:

1. Meningkatkan kemampuan TIK sesuai dengan perkembangan teknologi terkini

2. Mendapatkan sertifikat pada setiap level dengan skala nasional

3. Berkesempatan untuk menjadi Duta Rumah Belajar

    Duta rumah belajar merupakan perpanjangan tangan dari Pusdatin Kemendikbud dalam melakukan pengembangan dan pendayagunaan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran di masing-masing provinsinya. Duta rumah belajar itu sendiri merupakan peserta yang dipilih setelah melalui 4 level dan merupakan peserta terbaik. 



Duta rumah belajar juga harus mempromosikan Portal pembelajaran GRATIS dari pemerintah yaitu Rumah Belajar. 


    Sahabat yang mau tahu bagaimana portal rumah belajar, silahkan akses  https://belajar.kemdikbud.go.id/, akan ada banyak fitur yang mendukung pembelajaran kamu apalagi di masa covid-19, karena belajar itu bisa di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. 
merdeka belajarnya, rumah belajar portalnya.


Selasa, 15 September 2020

Rumah Belajar Berbagi untuk Negeri

Posted by Dwi Ermayanti on 19.29 with 3 comments

    PemBatik atau yang disebut pembelajaran berbasis TIK merupakan suatu pelatihan yang diadakan oleh Pusat Data Teknologi Informasi Kementerian pendidikan dan Kebudayaan (PUSDATIN). Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk mencari bibit unggul yaitu guru yang mempunyai ide, gagasan dalam proses pembelajaran yang dapat mencerdaskan anak bangsa. Kegiatan pelatihan PemBatik ini terdiri dari 4 level, yaitu level literasi, level implementasi, level kreasi, dan terakhir adalah level berbagi.

  Level 4 yaitu level berbagi seharusnya dilaksanakan secara tatap muka di tiap provinsi. Namun, karena penyebaran covid-19 masih tinggi, sehingga dilaksanakan secara daring (dalam jaringan). Pembukaan Level 4 sudah di buka oleh Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada senin (14/9/2020). 



    “Saya ingin mengucapkan betapa bangganya saya mengetahui program pelatihan guru Pembelajaran Berbasis TIK atau PembaTIK pada tahun ini diikuti oleh lebih dari 60 ribu guru atau 1000% peningkatan dari pertama kali kegiatan ini dilangsungkan 2 tahun lalu. Angka ini merupakan pencapaian yang luar biasa, terlebih hal ini juga menjadi penanda semakin banyak guru yang ingin meningkatkan kemampuannya untuk mengimplementasikan teknologi ke dalam proses belajar mengajar”

    Itulah salah satu pesan dari Mendikbud, Nadiem Makarim pada pembukaan kegiatan pelatihan guru Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) yang telah mencapai level akhir (Level 4: Berbagi TIK) dengan tema Berbagi Inovasi Pembelajaran TIK Mewujudkan Merdeka Belajar yang diselenggarakan oleh Pusdatin khususnya Rumah Belajar Kemendikbud.

Semoga menjadi motivasi kita semua untuk menjaga semangat gotong royong mewujudkan Merdeka Belajar dengan inisiatif dan inovasi pembelajaran.


#MerdekaBelajar 

#NadiemMakarim 

#PembaTIK2020 

#RumahBelajar 

#tributetohendriwidiatmoko